Stok Beras Indonesia Aman Meski India dan Vietnam Stop Ekspor

Beras bersih makanan pokok indonesia

Slawipos.com – Stok Beras Indonesia Aman Meski India dan Vietnam Stop Ekspor, Dua negara produsen beras terbesar di dunia, India dan Vietnam, telah mengambil kebijakan untuk menghentikan atau mengurangi ekspor beras mereka. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan beras di dalam negeri mereka masing-masing.

India resmi melarang ekspor beras sejak 20 Juli 2023, sementara Vietnam berencana untuk memotong ekspor beras sebesar 44 persen pada 2030. Kedua negara ini termasuk dalam lima negara tujuan impor beras Indonesia.

Namun, pemerintah Indonesia menjamin bahwa kebijakan tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap stabilitas pangan di Tanah Air. Menurut Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, stok beras Indonesia cukup banyak dan surplus.

“Kita akan pastikan bahwa Indonesia memiliki stok yang cukup, hitungannya carry over dari 2022 ke 2023 itu ada sekitar 4 juta ton, kemudian dari amatan KSA (Kerangka Sampel Area) kita punya produksi lebih dari 2,8 juta ton amatan bulan Mei, jadi kita optimis beras aman,” ujarnya.

Baca Juga :   Cara Beli Solar Subsidi dengan Aplikasi MyPertamina, Ini Langkah-langkahnya

Arief mengatakan target produksi beras dalam negeri mencapai 30 juta ton. Saat ini stok Bulog berada di angka 735 ribu ton ditambah realisasi importasi sekitar 500 ribu ton. Selain itu, Bulog juga sudah mempersiapkan impor dua juta ton beras untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari beberapa negara selain India.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal menambahkan bahwa India hanya salah satu sumber beras impor Indonesia. Sebagian besar beras impor Indonesia berasal dari Thailand dan Vietnam.

Data BPS menunjukkan bahwa pada 2021 impor beras Indonesia paling banyak dari India sebesar 215,38 ribu ton, diikuti oleh Thailand sebesar 69,36 ribu ton dan Vietnam sebanyak 65,69 ribu ton. Pada 2022 impor beras Indonesia juga didominasi oleh India sebesar 178,53 ribu ton, Pakistan sebesar 84,4 ribu ton dan Vietnam sebanyak 81,82 ribu ton.

Namun, tidak semua beras impor tersebut digunakan untuk stok pemerintah. Sebagian dari beras impor adalah beras khusus yang diminta oleh perusahaan swasta, seperti beras basmati.

Baca Juga :   Pertamina Turunkan Harga BBM Nonsubsidi Mulai 1 Juni 2023

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Indef Rusli Abdullah mengatakan bahwa kebijakan India dan Vietnam tidak akan berdampak banyak pada pasokan beras umum yang digunakan oleh masyarakat Indonesia.

“Selama ini beras kita surplus, beras umum ya bukan beras khusus. Jadi memang beras umum yang digunakan masyarakat itu kita surplus sejak 2018,” katanya.

Rusli menilai bahwa faktor yang lebih mempengaruhi kenaikan harga beras domestik saat ini adalah kekhawatiran akan el nino yang dapat mengganggu produksi pertanian. Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah untuk mencari cara untuk mengatasi dampak el nino.

“Harga beras domestik kenaikannya lebih didorong karena kekhawatiran el nino bukan karena India dan Vietnam stop ekspor beras mereka,” tuturnya.