Bisnis  

IHSG Menguat 0,50% di Tengah Pelemahan Ekspor dan Bursa Asia

ilustrasi index Saham 2023

Slawipos.com – IHSG Menguat 0,50% di Tengah Pelemahan Ekspor dan Bursa Asia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada perdagangan Kamis (20/7/2023), meski menghadapi tekanan dari pelemahan ekspor Indonesia dan bursa Asia. IHSG ditutup naik 33 poin (0,50%) ke level 6.864, setelah bergerak di zona hijau sepanjang hari.

Sejak pembukaan, IHSG sudah menunjukkan penguatan. IHSG naik 11 poin (0,16%) ke level 6.841 pada awal perdagangan. IHSG mencapai level tertinggi pada 6.874 dan terendahnya 6.833. Mayoritas saham menguat, dengan 294 saham naik, 223 saham turun, dan 231 saham stagnan.

Ajaib Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak mixed dalam range 6.818-6.860 hari ini, setelah melemah -0,54% atau -36,94 poin di level 6.867,14 pada perdagangan Selasa (18/7). Pelemahan IHSG sebelumnya dipicu oleh aksi ambil untung investor.

Dari sisi eksternal, IHSG mendapat sentimen negatif dari pelemahan ekspor Indonesia dan bursa Asia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia turun signifikan 21,18% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 20,61 miliar pada Juni 2023.

Baca Juga :   Lupromax Pelumas Indonesia Siap IPO 195 Juta Saham dan Terbitkan Waran Seri I

Penurunan ekspor ini lebih dalam dari perkiraan pasar yaitu turun 18,65%, di tengah melemahnya harga komoditas terutama untuk sektor nonmigas dan migas. Penjualan ekspor nonmigas secara tahunan turun 21,33% menjadi US$ 19,34 miliar, sementara penjualan minyak dan gas turun 18,74% menjadi US$ 1,26 miliar.

Untuk semester I-2023, penjualan ekspor turun 8,86% dari periode yang sama tahun lalu. Pelemahan ekspor ini menunjukkan perlambatan permintaan global akibat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Sementara itu, bursa Asia juga bergerak melemah hari ini, dipengaruhi oleh data penjualan ritel AS yang meningkat dan kebijakan moneter Australia yang ketat. Penjualan ritel AS meningkat 1,5% YoY pada Juni 2023, menyusul kenaikan 2% yang direvisi naik pada Mei 2023.

Data ini menunjukkan bahwa konsumsi di negara adidaya itu masih kuat meski menghadapi inflasi yang tinggi. Hal ini menimbulkan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan segera menaikkan suku bunga acuan untuk menahan laju inflasi.

Di sisi lain, Reserve Bank of Australia (RBA) menahan suku bunga di level 4,1% selama pertemuan Juli 2023 setelah menaikkan sebesar 25 bps pada Juni 2023. RBA telah menaikkan suku bunga sebanyak delapan kali sejak Mei 2022 dengan total kenaikan 400 bps.

Baca Juga :   IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Ini Saham Pilihan Hari Ini

RBA mengatakan bahwa inflasi di negara tersebut telah melewati puncaknya dengan indikator IHK bulanan menunjukkan penurunan berkelanjutan sebesar 5,6% di bulan Mei 2023.Namun, menurut para ekonom, inflasi di Australia dinilai masih terlalu tinggi, sebesar 7,0% pada kuartal I-2023.

Berikut pergerakan bursa Asia hari ini:

  • Nikkei turun 405 poin (1,23%) ke 32.490
  • Hang Seng berkurang 24 poin (0,13%) ke 18.928
  • Shanghai melemah 29 poin (0,92%) ke 3.169
  • Straits Times turun 3 poin (0,11%) ke 3.271