Bisnis  

Bahana TCW Targetkan IHSG Tembus 7.200 di Akhir 2023

Bahana TCW Targetkan IHSG

Slawipos.com – Bahana TCW Targetkan IHSG Tembus 7.200 di Akhir 2023, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat hingga akhir tahun 2023. Bahana TCW memproyeksikan IHSG akan ditutup di level 7.200 pada akhir tahun ini, dengan asumsi kondisi ekonomi global tidak mengalami gejolak yang signifikan.

Hal ini disampaikan oleh Chief Economist Bahana TCW, Budi Hikmat, dalam Media Briefing di Kantor Bahana TCW, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2023). Budi mengatakan bahwa target tersebut merupakan best case scenario, yaitu skenario terbaik yang mungkin terjadi.

“7.200 sampai akhir tahun, best case scenario,” kata Budi.

Budi juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan IHSG akan naik lebih tinggi lagi jika kondisi pasar saham mengalami bull case scenario, yaitu kondisi ketika harga saham naik secara signifikan. Dalam skenario ini, Budi memperkirakan IHSG akan menembus level 7.950 pada akhir tahun ini.

Ia juga menambahkan bahwa prospek IHSG akan semakin cerah pada tahun 2024 mendatang. Ia berharap IHSG bisa mencapai level 8.000 pada tahun depan.

“Tahun depan lain lagi, 2024 itu 8.000 best casenya,” ujarnya.

Baca Juga :   Jokowi Bertemu Xi Jinping di China, Bahas Investasi hingga Kereta Cepat

Budi menjelaskan bahwa kinerja IHSG sejak 2020 hingga saat ini terus mengalami fluktuasi. Pada 2020, IHSG terkoreksi -5,1% year-to-date (ytd) akibat dampak pandemi Covid-19 yang membuat investor beralih ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Pada 2021, IHSG berhasil rebound dan mencatat kenaikan 10,1% ytd. Namun pada 2022, IHSG kembali melambat menjadi 4,09% ytd. Lalu per 31 Juli 2023, IHSG hanya naik 1,18% ytd.

“Banyak orang yang nggak ngerti, dia berharap pasar modal Indonesia naik. Nggak naik, karena investor asing bisa aja hijrah ke yang tahun lalu ‘dipukulin’,” ujarnya.

Budi mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja IHSG adalah rotasi investor asing. Ia mengatakan bahwa investor asing cenderung mencari pasar yang murah dan menjanjikan. Ia menilai bahwa Indonesia masih memiliki potensi untuk menarik investor asing karena memiliki price earning ratio (PER) yang relatif rendah dibandingkan negara-negara lain.

“PER Indonesia per 31 Juli 2023 berada pada level 14,4. Angka ini di bawah NKY, Jepang yang memiliki PER 20,5, ataupun SPX milik Amerika Serikat yang berada di 21,3,” katanya.

Baca Juga :   OJK Terbitkan Peraturan tentang Spin-off Unit Usaha Syariah Perusahaan Penjaminan

“Coba lihat NKY, SPX, di atas 20 (PER). Investor asing tuh nggak baperan, kalau udah mahal, jual. Pindah ke negara yang relatif murah. Itulah yang melandasi kita lebih positif dengan saham (untuk beberapa waktu ke depan),” tambahnya.

Sementara itu, pada perdagangan pagi ini IHSG dibuka melemah 16 poin atau 0,23% ke level 6.915. Mengutip RTI, pagi ini IHSG bergerak di kisaran 6.911-6.934 dengan mayoritas saham bergerak turun.

Sebelumnya, IHSG pada perdagangan Senin (31/7/2023) ditutup di zona hijau ke level 6.931, menguat 0,45%. Dalam perdagangan kemarin, market kapitalisasi IHSG mencapai Rp10.093 triliun.

Mengutip riset Mirae Asset Sekuritas, IHSG ditutup menguat 0.45% pada perdagangan Senin. Sektor industri dasar dan keuangan menjadi penggerak indeks dengan saham-saham seperti SMGR, CMRY, dan MEGA. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp63 miliar dengan porsi net sell terbesar pada BBCA, TLKM dan diikuti oleh BBNI.