Banyak Lahan Pertanian di Brebes Diserang Babi Hutan

Banyak Lahan Pertanian di Brebes Diserang Babi Hutan
Banyak Lahan Pertanian di Brebes Diserang Babi Hutan

Slawipos.com – Banyak Lahan Pertanian di Brebes Diserang Babi Hutan, Puluhan hektar lahan pertanian atau sawah warga di wilayah Desa Cinanas, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, diserang babi hutan.

Kondisi ini membuat resah para petani, mengingat tanaman palawija yang menjadi andalan pertanian di wilayah tersebut rusak.

Samsudin, Ketua Kelompok Tani Giri Makmur Desa Cinanas mengatakan, kerusakan yang paling parah terjadi di wilayah yang berbatasan dengan wilayah Desa Kedungoleng Kecamatan Paguyanga.

Selain itu di lahan BKPH Bantarkawung KPH Pekalongan Barat yang saat ini di tanami jagung, kacang panjang, dan padi.

“Petani dan warga sudah berupaya untuk memburu, tapi tidak mendapatkan satu pun. Selain itu, petani juga berjaga di ladangnya masing-masing. Tapi, babi hutan hanya masuk ke hutan pinus lalu kembali lagi,” ungkapnya, Kamis 3November 2022.

Menurut dia, hama babi hutan memang tidak hanya ada di desanya saja. Ladang palawija di desa lain yang dekat dengan kawasan hutan juga menghadapi masalah yang sama.

Baca Juga :   Brebes Raih 13 Medali dari Cabor Senam di Porprov Jateng 2023

Babi hutan memang berpindah-pindah menghindari perburuan atau saat dihalau warga.

“Kalau disini diusir, babi hutan masuk ke hutan dan keluar di sisi desa yang lain, demikian selalu berpindah-pindah,” ungkapnya.

Dikatakan, Desa Cinanas sendiri berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bumiayu dan Kecamatan Paguyangan serta wilayah Kabupaten Cilacap.

Biasanya saat musim hujan, maka babi hutan tidak keluar dari hutan. Namun, belakangan binatang tersebut kerap merusak tanaman palawija petani.

“Tidak tahu mengapa, tapi musim hujan ini babi hutan masih mencari makan di luar hutan,” katanya.

Sumadyo, salah seorang Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Bantarakawung, tidak memungkiri adanya keluhan terkait serangan babi hutan dari para petani.

Dikatakan, hama babi hutan biasanya menyerang tanaman pertanian saat musim kemarau.

Namun kemungkinan berkurangnya makanan di hutan seperti jenis umbi-umbian dan cacing, pada akhirnya membuat binatang tersebut mencari makan di ladang sekitari tepi hutan.

“Bahkan, pernah terjadi babi hutan masuk ke perkampungan. Kita akan lakukan pemetaan, terhadap sebarannya, untuk selanjutnya dijadikan bahan dalam upaya penanganan,” paparnya.