Dampak Serangan Militer Rusia di Ukraina: Kekhawatiran akan Kenaikan Harga Gandum

Ladang gandum yang amat subur

Slawipos.com – Dampak Serangan Militer Rusia di Ukraina: Kekhawatiran akan Kenaikan Harga Gandum. Rusia melancarkan serangan militer ke wilayah Odesa, Ukraina pada Selasa (18/7/2023), sehari setelah kesepakatan ekspor gandum antara kedua negara berakhir. Serangan ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya krisis pangan global, karena Ukraina merupakan salah satu produsen gandum terbesar di dunia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa keputusan Rusia untuk menyerang Ukraina berisiko membuat kelaparan di seluruh dunia. Pasalnya, sebelumnya Ukraina dapat melakukan ekspor gandum secara aman tanpa campur tangan Rusia melalui Laut Hitam.

Namun, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah, mengatakan bahwa serangan Rusia ke Ukraina tidak akan menyebabkan krisis pangan seperti yang diperingatkan PBB. Menurutnya, dampak terbesar dari serangan ini adalah kenaikan harga gandum secara global.

“Kalau secara global sepertinya tidak akan berpengaruh (menyebabkan krisis pangan). Paling lebih cenderung ke kenaikan harga gandum. Jadi bisa ada kenaikan harga gandum tapi tidak akan ada krisis pangan,” kata Rusli kepada detikcom, Kamis (20/7/2023).

Baca Juga :   Ditelepon Jokowi Vladimir Putin Sepakati Dimulainya Kembali Ekspor Gandum Ukraina

“Kalau krisis pangan kan memang ada shortest supply, gandum itu nggak ada gitu kan. Jadi orang-orang itu kelaparan, jadi gak bisa makan lah. Kalau ini masih bisa makan, tapi harganya lebih tinggi,” jelasnya lagi.

Rusli menambahkan, kenaikan harga gandum akan berdampak pada sebagian orang khususnya warga Eropa yang banyak mengkonsumsi gandum. Mereka harus mengorbankan sebagian pengeluaran mereka yang lain sebagai kompensasi membeli pangan yang semakin mahal.

“Orang akan mengorbankan pengeluaran yang lain untuk menambah (biaya belanja pangan karena) kenaikan harga gandum ini. Misalkan yang biasanya ke bioskop sebulan 2 kali, jadi sekali saja dan sisanya untuk kompensasi kenaikan harga gandum. Bagi orang-orang Eropa kan gandum itu krusial kan,” ungkap Rusli.

Untuk besaran kenaikan harga gandum global sendiri Rusli mengaku belum bisa memastikan. Namun menurutnya yang pasti, kejadian kali ini berpotensi menaikan harga gandum hingga komoditas pangan lain seperti minyak nabati.

“Besarannya berapa? mungkin saya belum tahu besarannya, tapi itu berpotensi mengerek harga gandum dan mungkin komoditas lain dari Ukraina semisal minyak nabati,” tambahnya.