Slawi  

SDN Slawi Kulon 05 Memperispkan Kurikulum Merdeka di Tahun Ajaran Baru 2022-2023

kurikulum merdeka sd 5 slawikulon

Memasuki tahun ajaran baru 2022/2023 sekolah melakukan banyak persiapan khususnya untuk menyambut Kurikulum Merdeka.

Salah satunya persiapan di SD Negeri Slawi Kulon 05, Desa Slawi Kulon, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan melakukan sosialisasi guna memberi informasi mengenai sistem pendidikan terbaru kepada wali murid hari ini pada Rabu, 13 Juli 2022.

Sosialisasi tersebut diadakan lantaran orang tua siswa harus mengetahui sistem pembelajaran baru yang segera akan diterapkan bagi siswa kelas 1 dan 4 di sekolah. SDN Slawi Kulon 05 Memperispkan Kurikulum Merdeka di Tahun Ajaran Baru 2022-2023

Pihak sekolah berharap bahwa orang tua bisa mendukung dan mendampingi putra-putri mereka selama proses belajar.

Menurut Maryoso, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Slawi Kulon 05 yang telah kami temui di ruangannya seusai sosialisasi berlangsung, ia mengatakan bahwa pihak sekolah akan melaksanakan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran baru.

“Sesuai dengan perubahan jaman dan tuntutan artinya kita akan melaksanakan di tahun ajaran 2022/2023 SD Negeri Slawi Kulon 05 melaksanakan Kurikulum Merdeka,”kata Maryoso.

Ia juga menyampaikan bahwa terdapat perbedaan antara kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka.

“Saya kira sebenernya hampir sama tapi ada hal hal yang memang berbeda. Tapi kebetulan hari ini sosialisasi terhadap orang tua siswa kelas 1 dan 4 yang memang kebetulan kami baru melaksanakan Kurikulum Merdeka itu di kelas 1 dan kelas 4,” ucap Maryoso.

Ia menjelaskan bahwa perbedaan Kurikulum dengan sebelumnya terletak pada muatan pelajarannya serta penerapan Profil Pelajar Pancasila.

“Perbedaannya dimuatan pelajarannya. Kalo dulu kurikulum 13 menggunakan tema, tetapi sekarang di Kurikulum Merdeka itu pelajarannya terpisah dan ada satu materi yang harus kita laksanakan yaitu Profil Pelajar Pancasila yang harus kita laksanakan dan esensial disitu ada profil pelajar pancasila,”Jelas Maryoso.

Baca Juga :   Bagaimana Sekolah Mengelola Dana BOSP di Tengah Kebutuhan Pembelajaran yang Tinggi?

Ia menerangkan persiapan sekolah untuk menyambut Kurikulum Merdeka dimulai dari perangkat hingga tenaga pendidik atau guru.

“Persiapannya dimulai dari perangkatnya terutama gurunya sudah dilaksanakan IHT oleh pihak dinas di wilayah Slawi, meskipun itu belum sempurna tapi untuk perangkat pembelajarannya buku bukunya sudah kami persiapkan sesuai dengan materi yang diajarkan,” ungkap Maryoso.

Dengan berbagai persiapan yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah, ternyata mereka menemui suatu kendala.

“Kendalanya memang pada P5 itu yang Profil Pelajar Pancasila yang materinya kami masih kebingungan-lah. Karena di projects Pelajar Pancasila itu kita mengambil materi yang esensial dilingkungan tersebut. Sementara kami masih bingung mengambil masalah esensial yang mana,” ucap Maryoso.

Kendala selanjutnya yakni SD Negeri Slawi Kulon 05 tidak memiliki guru Bahasa Inggris sehingga kesulitan untuk menerapkan mata pelajaran Bahasa Inggris yang dicanangkan sebagai mata pelajaran pilihan atau ekstrakurikuler.

“Kemudian, yang berikutnya disini ada perbedaan materi bahasa Inggris di kelas 1 dan 4 sementara kami tidak mempunyai guru Bahasa Inggris. Tetapi, berdasarkan hasil konsultasi bahwa muatan pelajaran bahasa Inggris itu bisa dimasukkan dalam eskul bukan masuk dalam jadwal pelajaran intra tapi di ekstra-nya. Sehingga bisa diambil, bisa tidak ,” ucap Maryoso

Sementara itu, berbeda halnya dengan mata pelajaran bahasa Inggris. Mata pelajaran Baca tulis Al-Qur’an (BTA) tidak mengalami kendala apapun.

“Yang kedua BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) kalau ini kami tidak ada kendala karena kami punya guru agama Islam sehingga untuk mendukung ekskul BTA ini bisa sekali,”kata Maryoso

Baca Juga :   Kenaikan Anggaran KONI Kabupaten Tegal, Rp1,1 Miliar untuk 24 Cabang Olahraga

Meskipun ada kendala untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, akan tetapi pihak sekolah telah mempersiapkan hal tersebut dengan presentase 75 persen melalui ungkapan Maryoso selaku Kepala Sekolah.

“Saya kira sekitar 75nan lah. Baru 75 persen artinya yang belum kami persiapkan itu project-project kami masih kebungungan. Artinya, bagaimana penerapannya, bagaimana mengambil materinya karena project tersebut sesuai arahan dari pengawas dan materi diambil harus esensial di sekolah tersebut. Bukan dari materi buku atau apa,” ucap Maryoso.

Ia mengungkapkan harapan ke depan dengan penerapan Kurikulum Merdeka yang segera dilaksanakan.

“Harapan yang mungkin diinginkan oleh pemerintah secara luas, kan ini ada profil pelajar pancasila mungkin akan terbentuk siswa-siswa yang berkarakter. Kalo masalah karakter sudah ada di Kurikulum 13 ada Pendidikan karakter,” kata Maryoso

Tujuan adanya Kurikulum Merdeka, berharap bahwa pemerintah ingin meningkatkan Pelajar Pancasila dan memiliki karakter kebhinekaan.

“Rupa-rupanya pemerintah ingin meningkatkan Pelajar Pancasila itu menjadi manusia Pancasila yang mempunyai karakter kebhinekaan menurut kami yang baca dalam literasi-literasi tersebut,” ungkap Maryoso.

Ia menjelaskan bahwa sistem Kurikulum Merdeka memiliki dampak jangka panjang bagi siswa.

“Harapan kami, setelah ini merupakan jangka panjang tidal bisa begitu selesai kelas 6 bisa terbentuk. Paling tidak punya dasar menjadi Pelajar Pancasila,”

Ia berharap bahwa siswa siswi dapat menjadi manusia terpelajar, ber-bhinneka, dan berkarakter Pancasila.